"Kebersamaan, keindahan dalam sebuah
perjalanan. Selalu ingin saya ulang dan nantikan saat-saat
seperti ini." (Wahyu Adi Sutrisno)
Saya akan mencoba berbagi kisah perjalanan kami bertiga selama
di Dieng pada Kamis 29 Mei 2014 selama 2 hari 2 malam. Perjalanan bus memakan
hampir 7 jam dari Semarang menuju Dieng dikarenakan faktor macet dan menunggu
bis lewat. Basecamp pendakian gunung Prau Patak Banteng menjadi tujuan pertama.Sekitar
pukul 16:00 kami memulai pendakian dan berharap bisa mendirikan tenda di
puncaknya dan bermalam disana. Tiga jam pendakian dengan medan yang cukup
terjal dan meenguras tenaga. Selama pendakian nampak gagahnya Gunung Sindoro
Sumbing, pohon Caricha, kebun-kebun penduduk, dan Telaga Warna dari kejauhan. Sesampainya di puncak, kami segera mendirikan
tenda untuk beristirahat dan bermalam, agar bisa menanti sunrise esok pagi. Suhu
puncak Prau terkenal sangat dingin.
Sunrise Gunung Prau |
Pukul
08:00 pagi kami putuskan turun dan tiba di basecamp
pada pukul 10.00. Kesepakatan hari kedua adalah menyusuri tempat wisata Dieng
lainnya. Hujan turun cukup deras. Setelah reda kamipun melanjutkan perjalanan.
Sebelum memulai perjalanan kami sempatkan untuk membeli Carica yaitu buah khas
dari Wonosobo yang katanya hanya tumbuh di dataran tinggi Dieng, dua macam
Carica kami beli. Dalam bentuk manisan
maupun yang masih buah mentah. Bus mini yang ditunggu akhirnya datang. Ongkos Rp
2.000 dari basecamp Patak
Banteng menuju kawasan komplek Candi.
Kelok jalan dan pemandangan yang mantap telah menghilangkan lelah. Yang ada
hanya lukisan keindahan dari-Nya. Sekitar 15 menit kami sudah sampai di kawasan
Candi. Selain terdapat beberapa candi, kawasan ini juga dihiasi dengan rumput
yang segar dan anekan bunga yang tumbuh mengelilingi.
Sunrise Gunung Prau |
Dari
komplek candi kita berlanjut jalan ke kawasan kawah Sikidang yang jaraknya
kurang lebih 3 Km. Menuju kawah
Sikidang kami tempuh dengan jalan kaki ala backpacker. Dengan berjalan kaki
kami lebih bisa merasa menikmati alam, menikmati kebersamaan dan benar-benar
bisa merasakan liburan sambil bercanda.
Di setiap kawasan wisata kita membayar retribusi yang
berbeda-beda. Namun ada juga tiket terusan sekali bayar untuk 3 obyek wisata
sekaligus yaitu Komplek Candi Arjuna, Kawah Sikidang, dan Telaga Warna. Biaya
yang diminta terbilang masih terjangkau. Hujan gerimis menemani perjalanan menuju
kawah Sikidang. Di jalan banyak ditemui kentang sisa panen yang diantaranya
telah membusuk. Sampai di kawah Sikidang, Saya lupa tidak membawa masker. Untung banyak yang menjual masker. Di tengah
bau asap belerang terdapat hiburan para pengamen yang memakai angklung sebagai
alat utamanya ditambah gendang dan alat musik tradisional lain di gerbang
masuk. Selain
itu juga ada beberapa kios penjual aneka macam aksesoris untuk oleh-oleh.
Kawah Sikidang |
Dari
kawah Sikidang kita lanjut ke Telaga warna dan tetap jalan kaki, Hahahaha.
Telaga warna tersohor menjadi salah satu destinasi utama saat berkunjung ke
Dieng. Warnanya yang kehijauan membuat daya tarik tersendiri sementara
disebelahnya terdapat telaga pengilon yang berwarna kecoklatan. Retribusi untuk
menikmati kawasan ini cukup murah, yaitu Rp 2.000. Terdapat kawasan goa di
dalam kawasan Telaga Warna. Karena hari sudah sore dan masih gerimis kami
urungkan niat untuk bermain ke goa dan memilih menikmati Telaga Warna.
Telaga Warna |
Sore menjelang kami pun harus segera pulang sebelum kehabisan angkutan menuju Semarang. Dan tidak lama berselang hujan kembali deras. Sekitar pukul 17:00 hujan mulai reda kami pun bergegas untuk pulang. Sebelum itu kami harus ke ATM karena uang tunai yang ada sangatlah kurang. ATM yang ada terletak di komplek candi. Terlalu jauh dan lama untuk berjalan kaki. Akhirnya salah satu diantara kami memilih ngojek menggunakan uang patungan bertiga. Alhamdulillah uang bisa diambil untuk ongkos pulang Semarang. Hahahaha
Selalu ada hiburan di setiap perjalanan, selalu ada
cerita disetiap kota.
Sampai akhirnya di dalam bus yang membawa kami ke Semarang. Sepertinya kami terlalu menikmati
kecapekan dan pulas tertidur. Jarak yang jauh, waktu tempuh yang lama pun sudah
tidak kami rasakan. Pukul 11 malam akhirnya kami tiba di rumah. Kebersamaan,
keindahan dalam sebuah perjalanan. Selalu
ingin saya ulang dan nantikan saat-saat seperti ini. See you next trip kawan.
Oleh: Wahyu Adi Sutrisno
Oleh: Wahyu Adi Sutrisno
0 comments:
Post a Comment